Rabu, 02 Januari 2013

INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Saya salah seorang volunteers di salah satu youth center di kota padang, tempat itu lebih dikenal dengan sebutan "CEMARA" yang bermaksudkan ceria masa remaja. cemara sendiri berdomisili di jl.sultan syahrir no 20 padang,

cemara sebenarnya belum memiliki porsi tempat tinggal sendiri, kami masih satu atap dengan lembaga yang memayungi kami  yaitu PKBI SUMBAR. di rumah yang cukup luas, saya sendiri tidak tau itu ukuran berapa, tapi yang jelas memiliki ruang tamu yang lumayan besar, dan memiliki 2 ruangan kerja di depannya, dan bagian belakang memiliki beberapa meja dan kursi yang tersusun rapi untuk beberapa staf PKBI yang melaksanakan kewajiban disana, di ujung sekali ada kamar mandi yang selalu di jaga kebersihannya. masi ada satu ruangan lagi, ruangan yg di jadikan tempat pencatatan segala keperluan dan penyimpanan berbagai barang penting lainnya, disamping ruangan belakang, bagian luar ada satu tempat yang menjadi tempat favorite saya, mungkin juga bagi teman2 yang lain dan staf PKBI sekalipun, disana ada meja panjang yang bertemankan kursi kayu panjang yang melingkari meja tersebut, di setiap sudut meja ada tiang 4 sisi untuk menyongkong atap di atas yg di hias dengan daun rambio, di ujung kanannya, kami selalu di sejukan oleh pohon ceri yg besar,  tempat itu menjadi tempat santai kami semua, sekedar untuk melepas penat, menikmati teh di kala senja dan nada petikan gitar yg diiringi gesekan biola anak anak cemara, ada juga yang santai  menghembuskan asap putih dari tembakau yang di hirup bagi mereka yang menyukainya,

setiap minggu cemara mengadakan diskusi mingguan terkait remaja, kami menamainya "ngeteh bareng" kami membahas apapun masalah remaja, dari isu yang sedang memekakan telinga sampai ke isu yang pertama kali kami dengar.

cemara sendiri sebenarnya memiliki 3 isu yang mendasari cemara, yakni HIV,NAPZA, dan KESEHATAN REPRODUKSI, walaupun kami tidak menolak membahas isu lainnya.

yang ingin saya ceritakan disini adalah, ketika teman-teman mendiskusikan HIV,kita selalu mengaitkannya terhadap adanya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan Hiv-Aids), saya juga pernah mendiskusikan ini dengan salah satu sahabat dari youth center wilayah lain, ketika kami bertemu di PKBI pusat di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

yang kami bahas juga sama tentang stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan Hiv-Aids), tetapi yang kami bahas itu adalah ODHA, kenapa ODHA ? kenapa ada ODHA ? dan kenapa harus di beri nama ODHA ? padahal penderita yang lain  tidak pernah di beri julukan seperti itu ? saya tidak pernah mendengar adanya orang dengan flu burung,lalu disingkat "ODFB" ataupun orang dengan hepatitis  kemudian juga disingkat"ODH"

tapi kenpa orang ketika positif HIV di beri julukan seperti itu ?

ODHA ?menurut saya itu sudah termasuk diskriminasi, walaupun kita tidak bermaksud seperti itu, dan saya sendiri pun saya akui masih kerap menggunakan istilah ODHA.

dalam rangkaian acara pun sering menuliskan tema dengan label ODHA, dengan contoh, " satukan cinta kita terhadap ODHA " nah bisa kita lihat dari contoh tema tersebut, ada kata kita dan kata ODHA, kenapa kita dan ODHA di pisah ? berarti secara tidak langsung kita sudah membedakannya, walaupun sekali lagi saya tekankan, kita semua tidak pernah bermaksud seperti itu.


"maaf kalo ada penulisan yang salah, saya tidak bermaksud menyalahkan siapa, dan membenarkan pemikiran saya, hanya ingin berbagi pertanyaan dan pendapat saya pribadi, semoga bermanfaat ^_^ 

salam sambut2013 :) "


                                                                      Iman Mahaputra Zein
                                                                         03 January 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar