Pengantar
Kemana sibulan
malam ini? Sepertinya dia tak muncul, jangan –jangan dia takut hujan, padahal
hujan tak membasahi bulan, terlalu jauh bagi hujan menyentuh bulan. Apa kabar
dengan dandelion yang terbang hari ini
ke arah barat, ibunya baru melahirkan, tak menoleh ia kebelakang,
bersama si adik dandelion pergi meninggalkan induknya, pamit dengan bahasa ibu.
Beranda lantai
dua terlalu dingin bagi sebatang gitar dengan senar mahal, hasil cimplakan
merek gitar terkenal di negri samurai, yang dibandrol murah di pasar yang
jaraknya tak sampai 2 kilo dari beranda lantai 2.
Hanya aku dan si
gitar murah yang perlahan mendingin, semut – semut musim hujan tak datang
menjenguk, mungkin karena kami tak memiliki remahan makanan yang berserakan
atau entah karena si semut tak tahan dingin, oh aku lupa mungkin rumahnya di
bawah tanah kebanjiran akibat hujan, dan dia terpaksa mengungsi jauh seperti
anak ibu dandelion, sehingga tak lagi tampak seperti bulan yang ditutupi hujan.
November selalu
dikaitkan dengan hujan dan penghujung tahun,padahal dalam setaun ada 12 bulan,
dimana diakhiri dengan Desember yang selalu membawa lebih banyak hujan bahkan
salju di negri sana.
Kupetik lagi
senar si gitar, pada yang keenam kuceritakan.
dulu aku juga
memiliki teman sepertimu, yang kuberi nama Brock, Brock adalah gitar pertama ku
di ibukota sana, yang pasti bukan barang hasil cimplakan pasar tradisional, dia
asli dari negri penuh manga disana.
Kau tampak
kebingungan, oya kau tak memiliki nama, bagaimana kalau kau kuberi nama Lion?
Suka tak suka kau harus menerimanya, brock dulu juga begitu, tak terlalu
jeleklah, seleraku tak seburuk itu, bayangkan saja jika kau diberi nama oleh
para pemuda yang sering berkumpul di gang pertigaan sana, dengan botol beernya
kau akan dimainkan kasar, kuyakin namamu akan lebih buruk dari apapun, jika
diberi nama oleh orang mabuk.
Lion… maukan kau
mendengar ceritaku? Sepertinya pagi masih lama, aku tau kau mengangguk jika
nada di senar 5 akan merdu jika kupetik di nada mayor, tp terkadang aku juga
suka minor, nada seperti itu cocok untuk melukis suasana hatiku sekarang, hey!
Tampaknya ibu dandelion juga ingin bergabung dengan kita, lion dia teratrik
dengan cerita masa laluku! Kau juga bisa menciumnya kan? Kau bisa menciumnya!
Wangi tanah ketika dibasuh hujan, rumah – rumah semut yang telah terendam juga
ingin berbagung, walaupun tak tampak aku rasa bulan masih ada, terbukti dengan
aku masih bisa melihatmu lion, itu berkat sinarnya yang menyebar dari celah
celah hujan.
Lion, ibu
dandelion, rumah semut yang terendam, bulan yang tertutup hujan dengarlah
dongeng nyata dari sejarah hidup, kurasa semesta juga akan mendengar.. tenang
kalian tidak akan tertinggal, sebab ceritaku tak terlalu jauh dari halaman
satu…