Rabu, 07 Desember 2016

Paginya ibukota

Pagi di ibukota warnanya seperti petang.
Pantas saja.
Karena sebagian mereka akan memulai bertempur.
Sebagian lagi dari mereka mulai menyudahi pertempuran.
Jakarta sepertinya kota untuk mengais rezeki.
agar suatu saat emas bisa di bawa pulang ke desa.
Jangan terlalu jahat Jakarta, karena sebenarnya desa tak terlalu menuntut banyak ke kota.
Tapi ada benarnya juga ibukota, karena hidup tak selalu hanya untuk makan.

Minggu, 04 Desember 2016

Penggiat Hujan

Terhambat langkah tua sang penggiat. malu dia takut akan hujan.
Badannya terlalu besar menyisip dari celah hujan.
Hujan tak marah padanya ataupun sebaliknya.
Mereka berbicara melalui suara, suhu, serta aroma, namun tak saling menyentuh.
Sebenarnya si penggiatlah yang menciptakan hujan, dari air yang ia campakan ke tanah, atau dari laut yang ia Selami.
Hujan pula yang membesarkan penggiat, karna air dan makanan yang si penggiat lahap, adalah hasil tampungan hujan yang sudah diolah mesin.
Rotasinya selalu begitu dan mereka tak mengaku.
Karena mereka sangat cerewet saling mengadu rindu...
namun tak pernah bertemu.