Rabu, 07 Desember 2016

Paginya ibukota

Pagi di ibukota warnanya seperti petang.
Pantas saja.
Karena sebagian mereka akan memulai bertempur.
Sebagian lagi dari mereka mulai menyudahi pertempuran.
Jakarta sepertinya kota untuk mengais rezeki.
agar suatu saat emas bisa di bawa pulang ke desa.
Jangan terlalu jahat Jakarta, karena sebenarnya desa tak terlalu menuntut banyak ke kota.
Tapi ada benarnya juga ibukota, karena hidup tak selalu hanya untuk makan.

Minggu, 04 Desember 2016

Penggiat Hujan

Terhambat langkah tua sang penggiat. malu dia takut akan hujan.
Badannya terlalu besar menyisip dari celah hujan.
Hujan tak marah padanya ataupun sebaliknya.
Mereka berbicara melalui suara, suhu, serta aroma, namun tak saling menyentuh.
Sebenarnya si penggiatlah yang menciptakan hujan, dari air yang ia campakan ke tanah, atau dari laut yang ia Selami.
Hujan pula yang membesarkan penggiat, karna air dan makanan yang si penggiat lahap, adalah hasil tampungan hujan yang sudah diolah mesin.
Rotasinya selalu begitu dan mereka tak mengaku.
Karena mereka sangat cerewet saling mengadu rindu...
namun tak pernah bertemu.

Minggu, 21 Agustus 2016

Entah Untuk Siapa

Untuk isu yang sedang hangat sekarang
Saya rasa kalian tahu apa yang saya maksud.
Mari kita bermain analogy.

Jika terjadi perang. Negara A akan mengatakan berjuang mati – matian untuk menang. Untuk menegakan keadilan katanya, tanpa peduli harus merampas darah dari dari tentara – tentara Negara B yang anak dan istrinya selalu berdoa setiap malam agar suami dan sang ayahnya dapat kembali duduk di meja makan rumah mereka.

Jika terjadi perang. Negara B akan mengatakan berjuang mati – matian untuk menang. Untuk menegakan keadilan katanya, tanpa peduli harus merampas darah dari dari tentara – tentara Negara A yang anak dan istrinya selalu berdoa setiap malam agar suami dan sang ayahnya dapat kembali duduk di meja makan rumah mereka.

Seorang stricker dalam sebuah team sepak bola, akan menggila di dalam kotak penalty agar bisa merobek jala si keeper, tanpa peduli setelah main sang penjaga gawang akan dimaki oleh sang pelatih dan bisa menyebabkan dia berkahir dengan pemotongan gaji atau angkat kaki.

Seorang keeper dalam sebuah team sepak bola, akan memasang mata elang di dalam kotak penalty agar bisa menahan laju tendangan seorang stricker untuk tidak merobek jalanya, tanpa peduli setelah main sang penyerang akan dimaki oleh sang pelatih dan bisa menyebabkan dia berkahir dengan pemotongan gaji atau angkat kaki.

Jika seekor ikan bisa berbicara, dia akan mengatakan “cukup kau nelayan mengambil nyawa saudara saudaraku, kalian merobek daging saudaraku dengan taring kalian dan tertawa bahagia diatas meja makan hangat, tanpa peduli kami sudah berapa kali kehilangan saudara”

Jika seorang nelayan bisa mendapatkan mukjizat seperti salah satu nabi yang bisa berbicara dengan binatang tentunya dia akan mengatakan“jika aku tak menangkapmu, keluargaku akan mati kelaparan dan meja makan kami tak lagi hangat, sementara kalian para ikan, tetap berenang bahagia di pantai yang indah”

Saya tau ini analogy yang sangat jauh dikaitkan dengan isu yang sedang hangat sekarang, tau kenapa saya meilih analogy ini? Karena jika tulisan saya terlalu vulgar, kita hanya akan menjadi tentara Negara A dan B, seorang penjaga gawang dan penyerang atau sang nelayan dan ikan.

Dua mata kita tidak hanya mempunyai satu sudut pandang saja, cobalah sedikit menoleh entah ke kiri, kanan, atas ataupun bawah, masi banyak jalan yang bisa kita tapaki.

Karena ini bukan hanya sekedar, siapa yang menang atau kalah, siapa yang benar atau salah ataupun halal dan haram.

Disatu sisi saya ingin kalian paham apa yang saya tuliskan, disisi lain semoga saja tidak, bacotan ini hanya sekedar hak berpendapat dalam hobi…. Dan saya memilih tanpa aksi.


Jumat, 06 Mei 2016

Athar Wangian


Athar menghembuskan nafas pertamanya pada awal Agustus 1991. jika ini sudah memasuki musim dingin pertengahan tahun 2016, tentunya usianya sudah dibatas umur remaja yang disepakati WHO yakni 25 tahun, kata anak muda berumur belasan Athar sudah tua, berbeda pendapat kata pensiunan tentara yang mengagumi Athar sebagai anak muda yang masih bisa melakukan banyak hal.

teman-teman sebayanya mengatakan Athar seorang ajaib yang memiliki sihir, nilai perkuliahannya tidak terlalu bagus, tetapi dia dapat membuat hening seiisi kelas ketika membantah pernyataan dosen yang memberinya nilai buruk.

Saat disemester satu contohnya, hanya beberapa bulan saat dia baru lulus dari bangku SMA
disalah satu mata kuliah :

"Ralf dahrendolf tidak benar menyalahkan Marx, dia sependapat dengan Marx, akan tetapi yang dikatakan Marx terjadi pada masa kehidupan Marx, buruh-buruh masa Dahrendolf menghadapi tragedi yang berbeda dengan buruh masa Marx, jika anda mengenal Auguste Comte anda tak perlu mempertanyakan ini, anda tenaga pengajar, seharusnya lebih banyak belajar"

Dengan pernyataan Athar tersebut, sudah divonisla dimata kuliah ini dia kembali mendapat nilai buruk, ilmu sosial yang dinamis berbanding terbalik dengan tenaga kerja yang tak objektif.

Athar juga membenci sekelompok mahasiswa yang hanya berkumpul membahas bobroknya birokrasi kampus tanpa bukti dan aksi, atau menunduk miris melihat kebrutalan aksi tanpa isi.

dia lebih memilih mendirikan acara-acara seni dan rumah tulis-menulis dengan teman-teman yang dia kasihi, sehingga mahasiswa masih bisa menonton pertunjukan bergengsi dan menikmati dunia tulis-menulis hasil wujud berekspresi.

Setalah menyandang gelar sarjana Athar melala keliling nusantara bersama teman-temannya di ibukota, menikmati berekspresi tanpa memikirkan beban Indeks Prestasi.

kuberi beberapa rahasia tentangnya :

1. dia tak suka makan sayur, anehnya sekarang dia tak bisa makan tanpa sayur .
2. dia banyak mengagumi penulis dari kota Bandung.
3. dia cermat menirukan logat bahasa dari suku yang berbeda, ya walau terdengar payah
4. dia tak jago memainkan musik, apalagi jika kau suruh bernyanyi, tapi dia memiliki beberapa pengagum yang memujinya ketika bermain musik, entah selera pengagumnya yang payah atau langka, ini belum kuspekati.
5. masih banyak rahasia lagi.
6. takan kuberitahu lagi disini.
7. ada sebuah rahasia besar lagi.
8. pada tahun ini sudah ada penulis yang ingin membukukan kisahnya kedalam sebuah buku.
9. tunggulah, kalian akan menyimak lebih jauh tentang Athar, karena itu aku tidak akan memberitahu lagi.

sampai jumpa lagi dipenghujung tahun, untuk kisah Athar dari seorang penulis semu.

Kamis, 05 Mei 2016

Negri Awak

berhakkah masa sekarang mempertanyakan masa depan?
pantaskah membicarakan nanti, sementara kini tak kita selesai?

gadis-gadis kecil diperkosa dan mereka lari mencari kuasa.
penguasa dibebani tanya, tak dapat lagi dia membedakan hak dan wajibnya.
ada kalanya kalian menyalahkan raja, disaat bangsa sedang putus asa.
ada kalanya raja memilih mundur, karena dia juga perlu tidur.

kawanan elit berebut pasar.
pasar bukan lagi proses jual beli, melainkan sudah perdagangan transaksi.
lucunya negri awak, karena bandit sudah menjadi pelawak
sedihnya negri awak, karena pelawak sudah pandai memalak.
anak disuruh sekolah, agar kelak kuat berdiri mengantri lamaran kerja dipinggiran kota.
lagu oemar bakri menjadi senjata guru, karena ilmu kalah penting dari mobil baru.
sedapnya negri awak.
tak lagi manusia takut hukum, karena jeruji penjara lebih baik dari kamar tidur.
pantas raja memilih tidur.

Selatan Jakarta
jamku sudah mati
seperti negri awak tak lagi merajai
2016

Senin, 11 Januari 2016

A Story



A STORY
seorang gadis kecil sedang bernyanyi dipangkuan jendela, suara yang hanya bisa didengar jangkrik dan cahaya kunang-kunang..

seorang pria tua menulis puisi melalui senyum anaknya, kata-kata yang hanya bisa dimengerti uban dan kasur tipsinya..

anak laki-laki terpesona melihat sosok cermin disudut kamar, seakan-akan dia paham kisah roman dari puisi si pria tua..

ditepian danau seorang laki-laki paruh muda mulai mengukir sajak yang berisi curian syair lagu dari bisikan jangkrik dan kunang-kunang, mengumpulkan sisa-sisa coretan dari uban yang berserakan dan kesombongan dari cermin di pojok kamar kayu.

Mana mau dia mengadu, dia terlalu malu

Sekarang dia sedang menyulam hatinya diatas perahu tua yang tak tau tenggelamnya akan kapan..
Menanti mengapung untuk mengkisahkan cerita yang takan pernah kalian baca.

                                                                                                                                                IMAN MAHAPUTRA ZEIN
                                                                                                                                                                2015